Selasa, 12 Mei 2009

BIARKAN

Selalu memikirkanmu. Setiap hela nafas. Selalu memohon untuk tidak, karena ini menyakitkan. Tetapi kenapa susah sekali mengusirmu dari benakku. Tidak ada yang paling berarti selain selalu berada disisimu. 
Kusadari ini tidaklah mungkin. Tapi sedikitpun aku tidak pernah menyesali, kenapa kita dipertemukan. Tidak pernah ingin aku lupakan, apa yang telah kita ungkapkan. Biarkan saja awan bergemuruh. Jangan dipikirkan angin yang bertiup kencang. Ketika kita sedang bersama. Karena ini tidak mudah. Waktu kita sempit.
Setiap saat yang kau bicarakan hanyalah takut kehilanganku. Apa yang kau rasakan, aku pun demikian. Tetapi sayang, kita tidak punya banyak pilihan. Aku juga tidak ingin memilih.
Biarkan.. biarkan saja!. Rasa itu berlari kencang. Menuju aorta jantungmu, membumbung, membungkam otakmu. Biarkan sayang...biarkan saja! Meski hatimu akan sesak dengan rindu. Jangan mengelak. Karena aku pun demikian. Sampai kapanpun rasa kita sama. Sungguh serupa.

KALI INI

Kali ini aku ingin menulis tentangmu. Apa saja. Aku tidak mau terpakau dengan alur prosa kali ini. Biarkan saja mengalir. Seperti apa adanya rasaku yang masih tertuju padamu. Hingga saat ini. Kali ini aku hanya ingin berbicara tentang, aku, kamu, kita, dan cinta. Tidak yang lain. 
Pertemuan sore itu di sebuah toko buku... Demi waktu yang cepat berdetak, demi keingintahuan yang menggebu, Wajahmu tersenyum menyapaku. Sepertinya kau telah lama berada di situ, ditempat yang telah kita sepakati. Aku suka wajahmu, ketika pertama bertemu. Bening, tenang dan senyum yang tulus. Menyenangkan dan menyegarkan hari-hariku yang mulai membusuk. Waktu juga yang menemani kita menjelajahi diri masing-masing. Dunia sedang berpihak padaku, hingga kita berpisah pada gelap malam yang luar biasa menyenangkan.
.................................................................................
Kau benar-benar telah menggiringku pada kelabilan yang luar biasa menyenangkan. Seolah-olah kau sedang mereka-reka datangnya hujan, sekaligus kau tebarkan harum musim semi. Aku sangat menyukainya. Terhempas tapi tersenyum. Sungguh sebuah kenyataan yang sangat menyenangkan. Meskipun pada akhirnya kita tahu, ketika gerimis mulai mereda, kita malah mengundang petir.
Setelah semuanya.....
Sejujurnya aku tidak ingin beranjak menjauh dari rautmu yang galau, dari punggungmu yang dingin, dari kepalan tanganmu yang mengeras. Meninggalkanmu seperti sayatan-sayatan sembilu. Pedih. Karena separuh hidupku telah kusandarkan padamu. Semua menjadi serba tidak biasa. Tapi aku terlanjur tidak merasa asing. Apa lagi yang kuinginkan selain ini..??

PAGI YANG MENAKJUBKAN

Pagi yang menakjubkan. Sepertinya demikian. Ketika mentari hangat tersenyum, mengurai embun-embun. Wangi rumput basah. Riangnya burung bernyanyi. Dan sayup-sayup kudengar lagu yang sering kau dendangkan, ketika memelukku. Entahlah sayang, aku hanya bisa mengenang. Aku sudah lama sedang mencumbui ketidakpastian. Melepasmu pergi dan menantimu kembali, untuk membawakanku bunga mawar putih dan senyum terbaik yang membuatku tergila-gila padamu.
Kereta itu melaju. Seraya membawa tubuhmu pergi. Berkelana. Ke negeri antahberantah.
...........
Pagi kali ini sama menkajubkannya seperti kemarin. Ketika ada kau di sampingku ketika ku buka mata. Bukan hanya untuk sementara, tapi hidup adalah pilihan untuk mencari yang terbaik. Aku ingin bebas. Kali ini tidak ada lagi yang aku singgung. Kita bisa berciuman sepanjang malang. Kita bisa bercumbu sepuas kta. Kita bisa bercinta hingga keringat menyatukan satu persatu rasa yang ada dalam tubuh kita.
Sungguh, hidup penuh pilihan dan jebakan. Yah, jebakan. Karena aku telah terperangkap dalam segala rasa yang kali ini hanya untukmu. Dan sungguh kekasihku, aku sama sekali tidak ingin lepas. Aku menikmatinya. Dari nafas hingga lemahnya jantungku. Sungguh, aku sangat mencintaimu!.
....
Entahlah sayang, apalagi yang bisa kita perbuat besok. Aku tidak ingin memikirkannya. Yang pasti aku senang bisa bersamamu. Memelukmu sepanjang malam...sepanjang waktu... ini adalah saat terbaik yang kupunya. Dan aku tak ingin berakhir.. aku ingin terus mengulangnya..